
Sidoarjo Rakyat Pro, Puspo Agro awal di bentuk tujuannya untuk membantu para petani, dan pastinya untuk memutus mata rantai dari para tengkulak. Berdiri di atas lahan 50 Ha dan di perkirakan menghabiskan dana 500 Miliar ternyata tidak sesuai harapan.
Saat RP mendatangi lokasi sangat sepi dan beberapa lapak sudah ada yang tutup, ironisnya tempatnya lebih banyak di gunakan untuk pertandingan burung, seharusnya Puspo Agro benar – benar bisa di manfaatkan sesuai fungsinya.
Karena di dalam areal itu sangat lengkap ada Apartemen, Bank Jatim dll, tempatnya sangat nyaman karena pengunjung tidak repot untuk mencari lapak yang jualan sayur, daging dll sudah di tata dan ada namanya.
Puspo Agro sangat berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya yang mana pasti becek dan bau, jika di Puspo sangat bersih pengunjung di buat senyaman mungkin kala berkunjung, dapat di katakan Puspo hanya ramai pengujung hanya beberapa bulan selanjutnya bisa di liat sendiri sudah sangat sepi.
Harapannya dari Pemprov Jatim agar dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan harga murah tidak terwujud. Puspo Agro sebagai mega proyek yang mengalami kegagalan. Belum lagi berdasarkan info yang berhasil di himpun RP untuk Apartemen sudah berubah fungsi. Seharusnya Pemprov Jatim segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi sepinya pengujung bukan malah membiarkan begitu saja. Sampai berita ini di turunkan pihak – pihak terkait enggan berkomentar